Ir. Soekarno, Sosok Pemimpin Bersahaja dan Garang
Ir. SOEKARNO
yang akrab dengan sapaan Bung Karno, sebuah nama yang mengingatkan kita semua
akan masa-masa perjuangan Indonesia dari penjajahan bangsa-bangsa
kolonial. Peran besar Bung
Karno dalam kemerdekaan bangsa Indonesia tidak terhitung
jumlahnya. Maka
dari itu, bukan hal yang tidak
mungkin jika beberapa gelar disandingkan pada beliau.
Presiden
RI (Republik Indonesia) pertama ini, sekaligus sang proklamator kemerdekaan.
Merupakan sebagian gelar bagi Bung Karno, yang hingga pada saat ini namanya masih harum
dan dikenang di Bumi Pertiwi tercinta ini.
Berbagai
tulisan dalam beberapa bentuk kajian, secara khusus membahas sang tokoh
proklamator tersebut. Dan hingga sekarang masih menjadi tokoh
yang tetap hangat untuk dikaji. Karena,
kehadiran sang proklamator menuai pro-kontra di kalangan masyarakat Indonesia.
Tak sedikit yang menjelekkan sosok Bung Karno, meskipun tak sedikit pula yang
menyanjungnya.
Buku
sederhana yang ditulis Argawi Kandito (Syaikh Pandrik), merupakan buku kesekian
kali dari buku-buku lain yang membahas tentang Bung Karno. Akan tetapi,
penulisan yang dilakukan dengan cara pendekatan metafisik-spiritual, penggalian
data melalui wawancara langsung dengan Soekarno yang sudah wafat. Merupakan
satu-satunya buku yang membahas tentang Soekarno dan berbada dari buku lainnya
yang menarik untuk dibaca.
Buku
yang hanya menyajikan dua bagian utama ini, membahas secara lengkap tentang
Bung Karno. Meskipun data yang disajikan masih terlalu minim. Namun, setidaknya
bisa memberi penjelasan tentang pro-kontra tentang tulisan-tulisan yang pernah
terbit sebelum buku yang ditulis Argawi Kandito ini.
Bagian
pertama buku ini menjelaskan kisah perjalanan hidup Soekarno mulai dari proses
belajar kepada kedua orang tuanya, para tokoh yang menjadi inspiratornya,
pergulatannya dalam organisasi kepemudaan, hingga mengantarkan Indonesia Merdeka. Menandakan Bung Karno sebagai sosok yang senantiasa belajar
apa saja dan kepada siapa saja.
Dari
peran Gajah Mada, Bung Karno banyak belajar tentang ilmu politik. Hayam Wuruk
menjadi inspirator dalam hal kepemimpinan nasional. Dalam menghadapi berbagai persoalan
dan cara penyampaian ideologi kepada masyarakat beliau peroleh dari sosok arif Sunan Kalijaga.
Orasi-orasinya
yang penuh motivasi dan semangat merupakan bumbuhan yang didapat dari sang
pujangga Jawa Ronggo
Warsito. Penguatan diri Bung Karno ternyata hasil didikan sang guru H.O.S. Cokroaminoto yang dianggapnya sebagai orang tua kedua
setelah Ayah dan Ibu beliau sendiri. Dr.
Soetomo juga menjadi tokoh inspirator dalam mewujudkan sebuah gagasan, yang
kemudian diterapkannya dalam pergulatannya di organisasi.
Kemauannya belajar
kepada Jenderal Soedirman sebagai bawahannya, merupakan sikap rendah hati yang
patut diapresiasi. Dari Jenderal Soedirman, Soekarno mendapat pelajaran
berharga tentang keteguhan hati menjadi seorang pemimpin.
Bagian
kedua buku ini menjelaskan tentang kisah kepemimpinannya. Mulai dari visi-misi
yang diembannya, keberpihakanya, ranah kecerdasan emosionalnya, hingga
keberaniannya.
Terbukti dengan lahirnya ideologi NASAKOM (Nasionalisme-Agama-Komunisme),
Marhaenisme sebagai bukti keberpihakannya kepada rakyat, BerDiKaRi (BERdiri Di
atas KAki sendiRI), SARINAH (Sarining manah) dijadikan nama sosok inspiratif
yang hadir dalam kegiatan meditasinya. PETA (Pembela Tanah Air) organisasi yang
didirikannya dengan mengusung prinsip kesatuan, kesamaan, dan persaudaran.
Telah menciptakan pencerahan, dan memberikan kekuatan-kekuatan dalam jiwa kaum
muda Indonesia yang menghendaki kemerdekaan.
Penyesuaian
diri dengan masyarakat, dalam mengambil keputusan tidak memihak, kepercayaan,
sifat kekeluargaan, toleransi, dan hubungan batin yang dijalinnya. Hingga sikap berani
melalui cara semi-militeristik yang terkesan diktatorial. Menjadi ciri khas sosok
kepemimpinan Bung Karno yang bersahaja dan garang.
Seperti
yang penulis sampaikan, “Wawancara penulis dengan almarhum Soekarno dimulai
sejak Oktober 2010 hingga Januari 2011.” Terasa aneh memang ketika kita dengar
pernyataan ini. Dari pernyataan tersebut menjadi kekurangan tersendiri bagi
buku ini. Karena, keberadaannya tidaklah lazim dikalangan masyarakat. Benar
tidaknya, silahkan dinilai sendiri. Yang jelas, dari kejanggalan tersebut buku
Argawi Kandito ini menarik untuk dibaca. []
Judul: The
Leadership Secrets of SOEKARNO, Penulis: Argawi Kandito, Penerbit: ONCOR Semesta Ilmu, Cetakan I: Tahun 2012, Tebal: x + 124 halaman, ISBN: 978-602-96828-8-5.
No comments:
Post a Comment