Ogoh-ogoh, Nyepi dan Saka
Selamat Hari Raya Nyepi dan Tahun Baru Saka, saudara-saudaraku umat Hindu. Semoga Hyang Widhi Wasa senantiasa melimpahkan wara nugraha-Nya kepada kita semua. |
Rasanya berutung sekali kita hidup di tanah Indonesia
ini. Inilah negeri beragam yang kaya dengan tradisi. Mungkin, hanya di sini,
perayaan-perayaan seperti disebut di atas bisa kita saksikan. Dan, kita bisa
belajar dan mengambil hikmah dari masing-masing.
Seputar
Ogoh-ogoh
Ogoh-ogoh merupakan seni patung dalam kebudayaan Pulau Dewata, Bali. Seni ini kemudian dijadikan gambaran dari kepribadian Bhuta Kala. Ajaran Hindu Dharma menyampaikan, Bhuta Kala mewakili kekuatan alam semesta (Bhu) dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Ogoh-ogoh merupakan seni patung dalam kebudayaan Pulau Dewata, Bali. Seni ini kemudian dijadikan gambaran dari kepribadian Bhuta Kala. Ajaran Hindu Dharma menyampaikan, Bhuta Kala mewakili kekuatan alam semesta (Bhu) dan waktu (Kala) yang tak terukur dan tak terbantahkan.
Dalam tradisi ini, Bhuta Kala digambarkan dengan sosok
besar dan menakutkan, kita menyebutnya; raksasa. Selain itu, Ogoh-ogoh juga
sering digambarkan dalam wujud makhluk-makhluk yang hidup di mayapada, surga
dan neraka, seperti; naga dan gajah.
Kaitannya dengan Nyepi, Ogoh-ogoh sebagai representasi Bhuta Kala diarak menjelang perayaan Nyepi. Pengarakan dilakukan pada waktu senja sehari sebelum Hari Nyepi, Pangrupukan.
Baca juga: Menggugat Peran Media
Nilai dari seni patung ini dikatakan melambangkan
keinsyafan manusia akan kekuatan alam semesta dan waktu yang maha dahsyat. Kekuatan
itu meliputi; Bhuana Agung (alam raya) dan Bhuana Alit (diri manusia).
Dalam pandangan Tattwa (filsafat), kekuatan ini dapat
mengantarkan makhluk hidup (alam dan seisinya) menuju kebahagiaan dan
kehancuran. Dan, semua itu tergantung pada niat luhur manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yang paling mulia dalam menjaga dirinya beserta dunia seisinya.
Hari
Raya Nyepi dan Tahun Baru Saka
Nyepi berasal dari kata “sepi”, artinya sunyi, senyap, lenggang dan tidak ada kegiatan. Hari Raya Nyepi adalah Tahun Baru Hindu berdasarkan kalender Saka.
Nyepi berasal dari kata “sepi”, artinya sunyi, senyap, lenggang dan tidak ada kegiatan. Hari Raya Nyepi adalah Tahun Baru Hindu berdasarkan kalender Saka.
Berbeda dengan perayaan Tahun Baru Masehi (1 Januari),
Tahun Baru Saka dimulai dengan menyepi dan melaksanakan Catur Brata penyepian. Tidak
ada aktivitas seperti biasanya. Semua kegiatan ditiadakan.
Sebagaimana kita ketahui bersama, agama Hindu berasal
dari negara di mana Mahatma Ghandi lahir, India yang terkenal dengan kitab
sucinya Weda.
Dahulu, negeri ini mengalami kekacauan luar biasa. Krisis
dan konflik silih berganti tak berkesudahan. Suku-suku yang ada saling
bertikai. Perebutan kekuasan itu pun berdampak pada kehidupan beragama warga
India. Pola pembinaan beragma pun cenderung beragam.
Baca juga: Merawat Akal Sehat
Baca juga: Merawat Akal Sehat
Singkat cerita, pertikaian panjang itu mengantarkan
Suku Saka menjadi pemenang di bawah pimpinan Raja Kaniskha I yang dinobatkan
menjadi Raja dan turunan Saka tanggal 1 (satu hari setelah tilem), bulan 1 (Caitramasa)
dan tahun 01 Saka. Bertepatan dengan bulan Maret tahun 78 Masehi.
Artinya, tahun Saka berarti keberhasilan kepemimpinan Raja
Kaniskha I menyatukan bangsa yang bertikai dengan paham keagamaan berbeda.
Dengan demikian, peringatan pergantian Tahun Baru Saka
bermakna sebagai hari kebangkitan, pembaharuan, kebersamaan, persatuan,
toleransi, perdamaian dan kerukunan antar sesama. Keberhasilan ini kemudian
menyebar luas di India dan Asia, termasuk di Indonesia.
1 comment:
Rattling informative and fantastic body structure of subject material,
now that's user friendly (:.
Post a Comment