Belajar Sejarah Pada Gus Dur


SEJARAH lama kita sebagai bangsa memang sangat menarik. Rasa tertarik itu timbul dari kenyataan bahwa yang tertulis sering tidak sama dengan yang terjadi. (Gus Dur)

Berbicara tentang sebuah sejarah khususnya sejarah Nusantara, kita akan dijumpai dengan beberapa referensi yang berbeda-beda dan berbagai versi dalam  menafsirkannya. Hal ini menuntut kita lebih jeli dalam memahami sejarah yang ada, agar tidak terjebak pada kefanatikan pandangan karena terpaku terhadap satu sumber atau satu versi saja.

Sejarah Nusantara tidak ditulis oleh satu orang saja dengan versi tafsiran yang tunggal, akan tetapi sejarah Nusantara ini ditulis oleh para sejarawan dengan berbagai sudut pandang. Oleh karenanya KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dalam kumpulan 25 kolomnya yang diberi judul "Membaca Sejarah Nusantara", Gur Dur mengajak kita untuk menafsirkan kembali sejarah Nusantara yang selama ini diakui kebenarannya.

Gus Dur mencoba memahami sejarah Nusantara dengan berbagai macam versi pendekatan dan tafsiran, dan pendekatan yang ditawarkan Gus Dur akan mengajak kita untuk berpikir dan memutar otak, bahkan merenung untuk mempertanyakan kembali keberadaan sejarah yang selama ini kebenarannya kita amini.

Cerita lisan, Gus Dur jadikan salah satu sumber yang mempunyai posisi penting dalam memahami sebuah sejarah. Karena bagaimanapun juga cerita lisan ini juga menarik dan patut diuji kebenarannya. Dalam hal ini Gus Dur telah memberikan sebuah pelajaran penting dalam memahami sejarah yaitu bersifat demokratis dalam membaca sejarah.

Dengan artian dalam memahami sejarah yang jamak versi, kita harus bersikap objektif, seimbang, jujur dan dengan tidak memandang hanya dari satu sisi, tidak mengeneralisirnya melainkan menyikapi dengan arif tentang perbedaan tafsiran tersebut. Yang baik kita harus katakan baik dan yang salah harus dikatakan salah.

Di sinilah Gus Dur melalui tulisannya ini memberikan gambaran yang jelas kepada kita semua dalam mengarungi kehidupan. Ajaran Gus Dur tentang toleransi, demokratisasi yang selalu didengungkannya, menjadi ciri khas tentang sosok Gus Dur yang digelari "Bapak Plurarisme". Lebih menarik lagi ajaran ini tidak hanya dalam kehidupan sosial yang kita hadapi saat ini, tetapi dalam memahami sebuah pendapat ajaran-ajaran Gus Dur bisa dirasakan juga.

Gambaran di atas itu hanya sekelumit tentang apa yang saya pahami dari kumpulan 25 kolom sejarah yang ditulis oleh Gus Dur. Lebih lanjutnya, silahkan anda menyelaminya sendiri. Karena saya meyakini, masih banyak hal yang bisa dipelajari dari buku ini. Anda bisa menemukan pemahaman yang lebih dari apa yang sudah saya gambarkan, atau bahkan anda akan mendapatkan pandangan yang berbeda dari apa yang saya paparkan.

Maka dari itu buku ini penting dibaca, mengingat di bangsa kita (Indonesia) sejarah yang diakui kebenarannya terkadang hanya dijadikan alat legitimasi untuk mendapatkan atau memperkokoh sebuah kekuasaan seperti rezim Orde Baru dengan segala kebohongan dan kebiadabannya.

Nah, sejarah yang selalu dijadikan alat politik ini harus dipatahkan dan diluruskan. Sejarah adalah bagian urgen dalam suatu bangsa, kalau sejarah dibelokkan maka penindasan merajalela, tapi kalau sejarah berjalan dengan kejujuran maka kesejahteraan akan selalu menyertainya. []

Judul Buku: Membaca Sejarah Nusantara 25 Kolom Sejarah Gus Dur, Penulis: Abdurrahman Wahid, ISBN: 979-25-5307-x, ISBN 13: 978979-25-5307-9, Penerbit: LKiS Yogyakarta, Tahun Terbit: Pertama, Januari 2010, Tebal: xx + 134, halaman; 12 x 18 cm.

No comments:

Powered by Blogger.