Pernikahan Sabahat yang Fiksi
Menjelang
seperempat malam saya mendapat pesan. Dalam pesan itu dia memohon do'a agar
besok di akhir perjakanya dia diberi keberkahan. Mampu membahagiakan keluarga
kecil yang akan dia dirintis. Bersama pendamping hidupnya itu dia akan menjalin
sebuah kehidupan baru.
Ya, dia
adalah Rohim Warisi, salah satu pendahulu saya di Pondok dan di Jogja. Awalnya
aku tak percaya, karena dia sering mengirim kabar dan selalu berakhir dengan
canda. Itu dia lakukan berulang kali baik saat kita masih di Jogja maupun di
tanah kelahirannya. Benarkah dia akan meniti sebuah rumah tangga baru?
Tiba-tiba aku
teringat perjumpat awal tahun kemarin. Saat itu kami dipertemukan di Pondok
tempat kami belajar berbagai macam ilmu agama. Setelah melampiaskan
pengetahuannya dan menikmati semangkok bakso kesukaannya. Hujan pun turun, kami
langsung menuju sebuah kamar istirahat tempat lama.
Di situ, dia
banyak bercerita soal kisahnya semenjak meninggalkan Jogja. Mulai dari
aktivitas kesehariannya hingga sosok perempuan terakhir yang dia pilih untuk
menjadi pendamping dalam melaksanakan sunnah Rasulnya. Saat dia bercerita, saya
melihat kejujuran pada matanya. Apa yang dia sampaikan memaksa aku agar
mempercaiyainya.
Yang membuat
aku semakin percaya, di tengah cerita dia menunjukkan kertas ukuran kecil dari
ranselnya. Pada bagian luar kertas tersebut terpampang dua nama (namanya dan
nama calon istiranya) lengkap dengan rangkaian acaranya. Ya, seperti undangan
nikah pada umumnya.
Namun, pada
saat itu dia melarang aku untuk membawanya. Katanya, aku cukup tahu saja.
Bahkan, pada saat itu pula dia memohon agar tidak menyebarkannya. Karena saya
melihat kejujuran dimatanya, akupun menyanggupi apa yang menjadi permintaannya.
Kini, kabar
itu terbukti kebenarannya. Besok dia akan mengucapkan sumpah setia (Hehehe,
kayak pelantikan aja).
Sebelumnya,
aku mohon maaf telah menuliskan ini semua. Tidak ada maksud apa-apa. Dan semoga
menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah (samawa). [Abdul Rahman Wahid]
No comments:
Post a Comment