MotoGP; Lorenzo Juara, Rossi Legenda
![]() |
durspasi |
MESKI telah
berakhir, MotoGP masih menyisakan segudang cerita yang selalu menarik untuk
dibahas. Di gelar di Valencia, MotoGP 2015 (08/11) telah menjadi penentu Jorge
Lorenzo sebagai juara dunia tahun ini. Sedang Valentino Rossi hanya bisa duduk
di peringkat dua. Pembalap yang mendapat julukan The Doctor itu hanya mampu finish
di urutan 4 pada laga puncak.
Pembalap asal
Italia, The Doctor sebenarnya
mengawali musim dengan cukup meyakinkan. Sirkuit Qatar (30/04) menjadi bukti
kehebatan pembalap yang telah meraih gelar dunia hingga 9 kali. Sementara itu,
sang pemegang tahta baru bisa menemukan konsistensinya pada paruh musim.
Nampaknya, Jorge Lorenzo sukses mengevaluasi tunggangannya yang sempat
bermasalah.
Pertarungan
Rossi-Lorenzo mendapat perhatian dunia. Bahkan, Perdana Menteri Negara keduanya
juga angkat bicara. Semisal dikasih kesempatan, mungkin api Sumatera pun akan
rehat sejenak, lalu menikmati duel MotoGP yang melibatkan penonton terbanyak
sepanjang sejarah.
Tak hanya
kuduanya, pembalap muda besutan Honda, Marc Marquez pun mendapat sorotan atas
peratarungan yang sangat menegangkan ini. Banyak yang menilai, Lorenzo dan
Marquez bersekongkol untuk menumbangkan The
Doctor. Tapi itu hanya asumsi, karena keduanya berasal dari negara yang
sama, Spanyol. Jika dibahasakan, "Kamu sudah tua, minggir aja." Ya,
Rossi adalah orang tua yang lagi dikerjain oleh adik-adiknya. Statemen menarik
dari seorang teman. Katanya, "kalau ada senior yang sok jago, ingin menang
sendiri, dan sok jadi legenda, maka usilin aja bro."
Yang menjadi
pertanyaan, kenapa statemen yang muncul hanya menghakimi para rider. Padahal
ini adalah kompetisi, menang kalah suatu yang niscaya. Jika ditelisik lebih
dalam, bisa jadi di balik semua ini ada permainan bandar. Muaranya jelas, semua
yang terjadi adalah persoalan kepentingan pasar. Jika ini benar terjadi,
olahraga bergengsi ini sudah tidak menarik lagi.
Tapi ingat,
kesalahan awal Rossi di Sirkuit Misano, San Marino, Italia (13/10) bisa jadi
menjadi pemicu kegagalannya meraih juara. Seharusnya Rossi saat itu mampu
menaiki podium saat Lorenzo terjatuh dan tidak melanjutkannya. Selanjutnya, di
sirkuit Sepang, Malaysia (25/10), Rossi melakukan kesalahan yang menyebabkan
dirinya mendapat penalty dan start di akhir. Sebagai legenda MotoGP, The Doctor seharusnya menghindari
perbuatan tidak sportif yang dilakukannya kepada pembalap muda, Marc Marquez.
Artinya,
meski Jorge Lorenzo dianggap sang juara yang kurang fair. Kenyataannya, Sang
Legenda yang digadang-gadang menjadi juara juga melakukan kesalahan-kesalahan
serupa. Seharusnya yang mendapat sorotan lebih adalah Baby Alien 93, Marquez. Marquez seolah-seolah menjadi korban para
bandar dan dipaksa menjadi distroyer
di tengah keseriusan dunia terhadap pertarungan Yamaha dan Honda.
Diakui atau
tidak, Lorenzo adalah sang juara MotoGP 2015. Pun Rossi, dia tetap akan
dikenang sebagai legenda hidup MotoGP. Konsistensinya di MotoGP hingga saat
ini. Menjadi bukti bahwa Rossi telah menempatkan MotoGP sebagai hobi, bukan
sekedar eksistensi diri. Ya, konsistensi Rossi melakoni hobi di lintasan, telah
membawanya pada kebanggaan.
Untuk itu,
rawatlah hobimu hingga menjadi sesuatu yang menghasilkan serta membawa
kebanggaan bagi orang lain. Apapun asumsinya, biarlah waktu yang menjawab
kebenaran itu. Bukankah kita hanya sekedar penikmat, penonton dan pendukung? [Khafif Sirojuddin]
No comments:
Post a Comment