Merdeka Dari Mantan

durspasi
BAGI anak muda sekarang, merdeka itu lebih dari apa yang dikatakan Bung Karno. Katanya, merdeka paling sulit adalah merdeka dari mantan. Apalagi sang mantan sudah resmi melakukan sumpah setia di kursi pelaminan. Sedang dirinya, masih melakukan segala kegiatan sendirian. Termasuk nongkrong di kala malam Minggu datang. Oh, sungguh malang.

Berawal dari kisah nyata yang terjadi setahun silam. Teman saya, sebut saja Lora, mengalami masa-masa sulit untuk merdeka dari mantan. Disaat semua merayakan hiruk-pikuk perlombaan Agustusan, Lora memilih mendaki puncak Merbabu dengan persiapan yang mengkhawatirkan.

Ya, Lora bukanlah pemuda pecinta alam yang sudah paham lika-liku jalan terjal rute pendakian. Lora hanyalah seorang pecinta yang sudah terbiasa dengan segala bentuk pesakitan. Saat Lora berpamitan mendaki, rasa khawatir sekita muncul dibenak teman-temannya, tak terkecuali saya.

“Wah, jangan-jangan Lora ke puncak Merbabu hanya ingin bunuh diri.” Saya mencoba berprasangka positif tentang pendakian yang akan dijalani Lora, teman semeja itu.

Baca juga: Nasihat untuk Diri

Sebagai teman semeja, saya hanya bisa berdo’a tiada henti agar Lora tidak sampai bunuh diri. Saat di semua titik upacara pengibaran bendera dilakukan, do’a yang saya panjatkan semakin kencang. Bahkan saya sampai lupa untuk makan. Intinya, saya ingin Lora pulang dengan senyuman. Menikmati kembali nikmatnya kopi hitam. Lalu saya akan bilang:

“Lora, sudahlah jangan terlalu dipikirkan. Saya tahu, menyaksikan janur kuning berkibar itu memang sebuah pesakitan. Lupakan Lora, mari kita saksikan Sang Saka Merah Putih berkibar riang. Merdeka dari mantan itu memang bukan perkara gampang.”

Sebagai seorang teman, saya akan pasang badan. Ya, kau harus mengakhiri perjalanan cintamu dengan kebahagiaan. Sehingga tak ada lagi mantan berkeliaran yang membuatmu acap kali memilih menyendiri di waktu malam. Itu tidak baik, teman. Toh kalau kamu masuk angin, mantanmu nggak mungkin sudi datang lalu ngerokin. Mungkin dia lagi buatin susu hangat untuk suami tercintanya. Eh, keceplosan.

Jangankan dirimu Lora, negara saja begitu sulit untuk melupakan para mantannya. Meski para mantan itu telah membuat luka yang mustahil untuk disembuhkan. Lihat saja, komposisi kabinet hasil reshuffle jilid II saja masih memasukkan nama-nama mantan. Artinya apa? Ya, pemerintah belum sepenuhnya bisa merdeka dari mantan.

Baca juga: Menjadi Korban April Mop

Semisal, Menkopolhukam sekarang juga lahir dari mantan. Bahkan dia adalah mantan dari segala mantan. Sudah terlampau banyak hati yang tersakiti karena ulahnya yang pecicilan. Menteri Keuangan, mantan pemerintahan sebelumnya, dimana pemerintahan kali ini menjadi oposisi. Menteri ESDM lebih menyakitkan lagi. Kabarnya, dia adalah mantan Warga Negara Indonesia.

Ya, dia sudah dinaturalisasi menjadi warga Paman Sam. Menteri Pendidikan, menteri baru yang bikin gaduh itu ternyata juga mantan. Tapi, dia mantan rektor yang mungkin gagal menerapkan idenya selama memimpin pendidikan.

Lihatlah teman, negara aja terlihat begitu sulit merdeka dari mantan. So, kamu jangan terlalu menyiksa diri dan memaksa untuk sebisa mungkin merdeka dari mantan. Lihat, negara aja bisa merayakan hari kemerdekaan dengan penuh riuh kegembiraan di tengah mantan-mantannya yang berkeliaran.

Begitu pun kamu. Ya, kamu harus bisa menikmati sajian kopi itu dengan riang. Jika masih ada wajah mantan yang berkeliaran di cankir itu, seruput saja, biarkan dia larut bersama pekatnya kopi itu. Kamu pasti bisa, teman. Cemungud yah...

Baca juga: Kehilangan Punya Cerita

Oh iya, satu hal yang perlu kamu syukuri dari kehadiran mantan yang menyiksamu itu. Bahwa tidak semua orang bisa merasakan sebagaimana kamu rasakan. Bersyukur kamu pernah disakiti mantan, karena itu kau pernah berbagi kebahagiaan dengan orang. Bukankah itu nasehat yang pernah disampaikan Pram. Eh, kalau nggak salah sih begitu bunyinya.

Sulit merdeka dari mantan jangan dibuat alasan untuk tidak melakukan hal kebaikan. Ingat, ini nasehat dari saya, catat. Jalani semua kegiatan dengan kegembiraan. Tetap berusaha dan berdo’a, sambil tanamkan keyakinan bahwa merdeka dari mantan itu lebih mudah dari lomba-lomba yang ada di perayaan Agustusan.

Artinya, jika kamu sudah menang lomba makan krupuk dengan tangan diikat, bisa memasukkan jarum ke dalam botol melalui bokong, bisa menggigit sendok dengan membawa kelereng. Saat itu juga, kamu sudah pantas merdeka dari mantannya.

Begitu pun juga, pemerintahan kali ini tidak bisa merdeka dari mantan, karena mereka tidak pernah menjadi peserta lomba makan krupuk, gigit sendok dan memasukkan jarum. Sedari kecil, mereka hanya menjadi panitia penyelenggara lomba Agustusan. Akhirnya, kalau sudah megang pemerintahan, mereka pun kesulitan merdeka dari mantan.

Baca juga: Sebuah Block Note Kusam

Silahkan dibuktikan. Selain bisa merdeka dari mantan, kamu juga bisa menikmati kebahagiaan merayakan hari kemerdekaan. Jangan lupa, hubungi erte setempat, dan segera ikuti aneka perlombaan. Selamat merayakan hari kemerdekaan, semoga generasi bangsa ini bisa merdeka dari mantan. Merdeka, Merdeka, Merdeka. []

No comments:

Powered by Blogger.