Jangan Sampai Kepribadiannya Tewas
"Posisi?",
pesan WA datang dari Mahrus.
Kabarnya,
ia sedang mengantar buku, ditemani Nilam - seorang santri tulen yang sudah
memilih Rohim sebagai guru tunggal dalam menempuh suluk. Semoga kabar terakhir
ini bukan kebenaran.
Dalam
pesannya, Mahrus menyampaikan kalau Nilam akan ikut denganku dulu. Saat itu,
Mahrus juga mau ke rumah seseorang dulu - mungkin hendak menyelesaikan
pekerjaannya.
Baiklah,
singkat cerita, setelah Nilam saya jemput lalu kuajak istirahat sebentar di
kos. Saya pun langsung dibuat kaget oleh pertanyaan Nilam. Dengan menggebu-gebu
sambil menatap rak buku yang ada di gubukku.
"Adakah
bukunya Puthut EA?, saya kagum sama tulisan-tulisannya, dia orang yang sangat
hebat". Gayanya sama persis dengan Rohim saat membela secara mati-matian
sosok penulis yang dikagumi itu.
"Tidak
ada", saya jawab dengan singkat. Ya, saya
tak mau terlibat terlalu jauh tentang sosok itu.
Untuk
meredam nafsunya yang menggunung, saya tawari Nilam sebuah buku tulisannya
As-Suyuti. Buku ini hadir sebagai penawar bagi jiwa-jiwa yang kesasar.
Nilam
mengangguk, dan saya lihat dia langsung membacanya meski tak sampai selesai.
Ya, setidaknya dia sudah mulai lupa dengan tujuannya, memburu karyanya Puthut
karena hasutan Rohim, tentunya.
Sesampainya
di warung kopi, Nilam bercerita banyak tentang Rohim. Duh, saya
pun mengelus dada, betapa kasihannya santri ini dipaksa percaya dengan cerita-cerita
bohong yang ada. Ketika saya tanya, apakah kau
memercayai ucapannya, Nilam tak menjawab. Ya, ada keraguan namun ia terlihat
takut untuk menyampaikan.
Ternyata,
Nilam juga tak sepenuhnya mengikuti jejak Rohim. Ada agitasi kejam yang membuat
Nilam (terpaksa) mengikuti apa yang dikatakan Rohim. Sunghuh, ini adalah pemasungan
akal yang luar biasa.
Bagaimanapun,
Nilam harus segera diselamatkan, sebagaimana Sang Sufi katakan,
"Pikirannya sedang keracunan, kalau dibiarkan, tewas
kepribadiannya."
Untuk
saat ini, kita semua patut bersyukur, karena Nilam sudah mulai asyik menyelami
karyanya Ainun Najib bukan Puthut sebagaimana Rohim sarankan (doktrinkan).
Lam,
jika setelah menyelasikan MH lalu kau beranjak ke Puthut. Segera minta petuah
sama Sang Sufi ya, Gus Hilal, supaya terselamatkan. []
No comments:
Post a Comment